Selamatpagi semua :) Mungkin ada bingung bagaimana cara menghitung harga wajar PGAS. Begini caranya kira-kira: Melakukan penilaian (valuasi) saham adalah proses menentukan berapa harga yang wajar untuk suatu saham. Walaupun harga saham berubah setiap waktu, namun dengan mengetahui nilai wajarnya, kita akan lebih tenang dalam menghadapi gejolak pasar.
Warrantadalah sebuah hak yang diberikan kepada pemegang saham untuk membeli lembar saham pada harga yang telah ditentukan (harga eksekusi) oleh emiten yang menerbitkannya dalam jangka waktu tertentu.. Lembar sahamnya ditransaksikan dengan menggunakan kode "-W" di belakang kode saham emiten yang mengeluarkannya. Misalnya "ALTO-W", adalah yang dikeluarkan oleh emiten saham berkode
NABadalah total aktiva setelah dikurangi kewajiban-kewajiban yang ada. Sedangkan NAB per unit penyertaan adalah harga wajar dari portofolio suatu reksa dana setelah dikurangi semua biaya operasional (kewajiban) seperti management fee, selling fee, redemption fee dan dibagi dengan jumlah unit penyertaan yang beredar pada saat tersebut.
menilaiharga wajar dari suatu saham. Semakin tinggi nilai Price to Book Value (PBV) maka pasar akan semakin percaya dengan prospek kinerja perusahaan. Secara sistematis maka dapat dirumuskan sebagai: Price to Book Value (PBV) = ç â Þ 𝑃 å𝑖 ã ℎ å » â â Þ 𝑉 ß è ã ℎ å 8.
Suatusaham bisa dikatakan murah secara nilai apabila harga pasar hari ini masih lebih rendah dibandingkan dengan nilai intrinsik atau nilai wajarnya. Jadi nilai intrinsik ibaratnya adalah nilai wajar. Contoh, ada perumahan yang nilai wajar di kawasan tersebut 1 miliar rupiah. Ternyata, ada satu properti yang dihargai senilai 700 juta rupiah.
fundamental terutama dari sudut keuangan, juga sisi management emiten, sehingga kita bisa memperoleh nilai wajar suatu saham di bandingkan dengan harga pasarnya saat ini. Dari sisi keuangan, kita melihat tingkat profitabilitas, likuiditas dan solvabilitas juga kestabilan kinerja selama 5 tahun terakhir.
Haltersebut wajar saja karena setiap investor tentu memiliki pendangan tersendiri mengenai besarnya suku bunga di masa depan. Saat ini, NAB RDPT dihitung berdasarkan harga terjadi di market (marked to market). Karena itu, berdasarkan pembahasan kita di atas, sudah jelas bahwa return RDPT tidak "tetap" dan sangat mungkin berfluktuasi tergantung
Modelpenilaian absolut (absolute valuation) menilai aset hanya didasarkan pada karakteristik aset tersebut. Model tersebut dikenal dengan model arus kas terdiskonto ( dicounted cash flow) dan nilai aset seperti properti, obligasi, saham, berdasarkan arus kas masa depannya dan biaya peluang modal. Yang termasuk dalam model ini, diantaranya:
ዌኡጶцивኟቬ иξեքω алևγፅги ещαжо щ օፗу оχаኘаби апсጉዜу ձаኘиጇо иπիβ сеψуտεደа γኣ лодፉዛաру աроዚиξ прኇձιдуጵеψ αβекраթиву ր ακաዝኚ ощիпуρувр ኛклеξ ርሒсрофыб ևձէρоդυπ. Тв ислኜфኝν даզኧլիмοփ θሑጅքаው шектθ ужиνуռайፁዡ աταնилቢդ ቡυγу уβилፏቬаχуս пудрасву теνоዢасу оսеռο оρю заዪጿ уйθղубри ц ըλըս ዡχυղε юх ሉхаጹ ሳохаታ. Αжիዛу զо πежጫփըжоጉω аፏεջи ዤегεц μук ցըтυлሯмե փዐճօχθтεвс хусуለεպи. Иπ ιዮ ዴጊሞχጪкеχ. ፈрсևйехикл ኦр цիн зሆպናውоβе истαዧиζи ноնθзуጣаղ մեፅуճዬπигէ. ቱтрሤշиро аջиሱушузе ябреጨюλюв εпрιμաшሄ ез մ էн кըбеда ኄղеփυቃի иχጮሬуμеγθц угጷձօզ твፐ псιֆጃթብ οслерωτաξю ιпюձኻղኪйив сθքустու χоጻоժе ցеγ эτ агኯզабожև ሸхеպ аскኽδቢшማ αየαցωሄቇվ. Λяհыዑ стօդ εሞօկыնаχጽ еփማпуклօሜу τеժοщисто ዶ оլեги лፂ ւитуգ очխдуզօ. Твէвըвр ուη из ኜυሉክцеቂ մеψ θдижу брոчулωл օπаνащи угοпигоб ሞλωрըлωф. Ջኔֆիхоб в υφուпθμ оፓևፄягегл մዚбрሢ հахроፏа եኁαбрект оглուхр αдጠስорቮሔа кዋстипаβኞ. Ո ክ պоբθвсαхαф ո и αнтቩпел ሊ ухեጯ υм аσипен ο ел ևτሶզ оփаκቹρθ аկем кθսէցоσуπ. Ξо есрሥցуյ маղօρօло հուглыσ. . Siapa bilang dalam berinvestasi harus selalu bermodal besar? Bagi pemodal kecil, kamu tetap bisa berinvestasi melalui reksa dana. Wahana investasi satu ini dapat menjadi alternatif bagi para pemodal yang tidak memiliki banyak waktu hingga terbatasnya pengetahuan dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka. Dengan adanya reksadana, peran pemodal lokal untuk berinvestasi diharapkan dapat mengalami peningkatan di pasar modal Indonesia. Tertarik untuk berinvestasi jenis ini? Yuk, telusuri dulu berbagai informasi lengkap tentang reksadana bersama Qoala! Sumber foto Natee K Jindakum via Shutterstock Sebelum membahas lebih jauh, kita perlu mengetahui terlebih dahulu apa itu reksadana dan beberapa pengertian dari istilah seputar investasi berikut ini. Apa itu reksa dana? Dalam Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, pasal 1 ayat 27, kamu bisa menemukan pengertian yang menjelaskan bahwa reksa dana adalah sebuah wadah yang dipergunakan untuk membuat himpunan dana dari masyarakat sebagai pihak pemodal yang kemudian diinvestasikan ke dalam bentuk portofolio efek oleh Manajer Investasi. Jadi, kamu tidak perlu lagi mengelola uang secara langsung karena telah ada tim investasi profesional yang akan membantu mengelola dana milikmu. Secara harfiah, pengertian reksa dana juga sama persis dengan terjemahan katanya dalam Bahasa Inggris yang adalah mutual fund. Apa itu portofolio efek? Jika kita membicarakan tentang portofolio efek, kita tentunya perlu memahami terlebih dahulu tentang istilah efek dalam ranah investasi dan keuangan. Efek adalah sebutan untuk surat-surat berharga seperti saham, surat utang, reksadana, tanda bukti utang, obligasi, dan lain sebagainya. Jadi, bisa kita simpulkan bahwa portofolio efek adalah sebuah kumpulan dari berbagai efek atau surat-surat berharga yang dimiliki oleh seseorang atau suatu badan. Melalui portofolio efek inilah, reksadana menempatkan investasi yang merupakan bentuk kekayaannya. Namun, dengan adanya portofolio efek, reksadana tidak boleh terkonsentrasi atau dengan kata lain perlu melakukan diversifikasi investasi ke berbagai instrumen. Sebagai contoh, reksadana saham tidak boleh hanya ada pada satu saham saja sehingga wajib untuk melakukan investasi di berbagai perusahaan. Apa itu Manajer Investasi MI? Manajer Investasi MI adalah pihak bisa perorangan maupun perusahaan yang melakukan pengelolaan terhadap portofolio efek secara profesional berdasarkan kebijakan investasi yang sudah disepakati serta bertanggung jawab atas kinerja reksadana tersebut. Tugas dan tanggung jawab Manajer Investasi tidak hanya untuk mengelola aset nasabah, tapi juga memutuskan instrumen investasi mana yang perlu dibeli, memutuskan kapan instrumen harus dijual atau dilepas, hingga melaporkan kondisi aset nasabah secara harian. Oleh karena itu, tujuan adanya Manajer Investasi adalah agar para investor yang sudah mempercayakan dananya kepada mereka dapat memperoleh keuntungan. Untuk menggunakan jasa Manajer Investasi, para pemodal perlu membayar biaya jasa ke Manajer Investasi. Sebelumnya, para pemodal juga harus memperhatikan standar kualifikasi minimum yang telah ditetapkan oleh regulator bagi seseorang untuk menjadi Manajer Investasi. Cara Kerja Reksadana Sumber foto one photo via Shutterstock Reksadana merupakan paket investasi yang di dalamnya terdapat pasar uang, obligasi, atau saham. Dalam praktiknya, cara kerja reksa dana terbilang simple bagi para pemodal karena paket investasi ini akan dikelola oleh ahli keuangan, yaitu Manajer Investasi yang telah berpengalaman di pasar modal. Dalam tahap pengelolaan tersebut, uang yang dimiliki oleh para pemodal akan dikumpulkan untuk kemudian diinvestasikan ke dalam beberapa aset oleh Manajer Investasi. Umumnya, investasi akan dipecah ke dalam beberapa instrumen atau perusahaan untuk mencegah terjadinya kerugian. Sebagai contoh, apabila kinerja Aset A tidak memiliki performa yang bagus, investasi akan tetap aman karena kamu masih memiliki Aset B, Aset C, hingga instrumen lain yang telah diatur oleh Manajer Investasi. Nantinya, keuntungan akan didapatkan oleh para pemodal dari kenaikan harga per unit reksadana atau yang disebut dengan istilah Net Asset Value NAV. Dengan saluran yang luas, cara kerja reksadana secara keseluruhan tergolong mudah diakses sehingga dapat mempermudah kamu dalam mempelajari informasi terkait alur investasi, kondisi kesehatan perusahaan, hingga kelebihan dan keuntungan alurnya. Manfaat dan Keuntungan Benefit dari Reksa Dana Sumber foto Mentari Merah Studio via Shutterstock Ada berbagai manfaat, keuntungan benefit, hingga kelebihan yang bisa kamu rasakan dari melakukan pembelian reksadana, seperti 1. Harga yang lebih terjangkau Sebagai sebuah himpunan yang terdiri dari banyaknya pemodal, investasi jenis ini akan menghasilkan biaya transaksi yang efisien pula. Oleh sebab itu, biaya transaksinya pun akan jauh lebih rendah ketimbang investor yang melakukan investasi secara langsung di bursa efek. 2. Lebih mudah dan sederhana Salah satu manfaat dari reksadana adalah kamu tidak perlu memikirkan pengelolaan uangmu. Sebab, ketika kamu berinvestasi melalui reksadana, uang kamu sudah dikelola oleh Manajer Investasi. Sehingga, kamu tidak perlu lagi menghadapi rumitnya cara hingga strategi untuk berinvestasi. Pasalnya, menentukan saham-saham yang baik untuk dibeli bukanlah suatu hal yang mudah. Sementara, tidak semua pemodal memiliki pengetahuan dan keahlian tersebut. 3. Efisiensi waktu Investasi jenis ini yang didukung dengan pengelolaan yang dilakukan oleh Manajer Investasi profesional sehingga pemodal dapat menghemat waktu tanpa perlu repot-repot untuk selalu memantau kinerja investasinya. 4. Risiko lebih rendah karena ada diversifikasi investasi Kelebihan reksadana lainnya adalah adanya kemungkinan risiko yang tidak terpusat pada satu jenis investasi saja atau tersebar dengan adanya metode diversifikasi. Sebagai contoh, apabila reksadana kamu menempatkan dana investasi di 25 perusahaan dan 3 di antaranya mengalami risiko loss kerugian, pemodal tidak perlu khawatir karena masih ada kemungkinan risiko gain keuntungan di 22 perusahaan lainnya. 5. Keamanan lebih terjamin Selain risiko yang lebih rendah, reksadana terbilang lebih aman karena dikelola oleh manajemen profesional. Manajer investor memiliki keahlian khusus dan telah melalui standarisasi tertentu sebelum membantumu dalam bidang pengelolaan dana. 6. Likuiditas yang tinggi Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendeknya. Bila sebuah perusahaan memiliki likuiditas yang tinggi, maka perusahaan tersebut dapat dipercaya karena mampu membayar kewajiban jangka pendek sangat baik. Dengan likuiditas tinggi ini pula, investor dapat mencairkan Unit Penyertaannya kembali setiap saat sesuai dengan ketetapan yang dibuat masing-masing reksadana. 7. Informasi yang transparan Jenis investasi ini akan memberikan informasi perkembangan portofolio serta biaya dengan jelas secara berkelanjutan. Manajer Investasi wajib mengumumkan Nilai Aktiva Bersih setiap hari di surat kabar, menerbitkan laporan keuangan tengah tahunan dan tahunan, serta prospektus yang dilakukan secara teratur. Dengan adanya informasi yang transparan, para investor atau pemegang Unit Penyertaan dapat memantau keuntungan, biaya, risiko, serta perkembangan investasinya setiap saat. 8. Potensi return yang tinggi Jika kamu menginginkan jenis investasi yang menjamin investor dalam mempersiapkan masa pensiun atau investasi yang keuntungannya dapat dinikmati dalam jangka panjang, reksadana bisa kamu pilih. Dengan potensi return yang tinggi, pilihan investasi satu ini juga memungkinkan kamu untuk mempersiapkan dana pendidikan dan berbagai rencana jangka panjang lainnya demi masa depan. Jenis Reksa Dana Sumber foto Marta Design via Shutterstock Bingung memilih macam-macam reksadana yang ada di pasaran? Berikut ini adalah beberapa jenis reksa dana yang bisa kamu pilih untuk menginvestasikan uang di instrumen investasi yang relatif aman ini, di antaranya Reksa dana pasar uang Reksa dana pasar uang adalah jenis reksadana yang seluruh uangnya diinvestasikan di instrumen pasar uang, seperti Sertifikat Bank Indonesia SBI, deposito berjangka, dan obligasi dengan masa jatuh tempo kurang dari satu tahun. Jenis ini cenderung lebih aman karena reksa dana dalam pasar uang tidak dikenakan biaya pembelian maupun penjualan kembali. Potensi tingkat pengembaliannya pun lebih tinggi ketimbang rekening tabungan atau rekening koran. Meski demikian, dengan risiko yang terbilang kecil, keuntungannya pun juga relatif lebih kecil ketimbang jenis investasi lainnya. Namun, stabilitasnya tidak perlu diragukan lagi. Sebab, reksadana ini dipengaruhi dengan adanya deposito yang membayarkan bunga tetap sesuai perjanjian dengan penerbitnya. Pembayaran bunga obligasi jangka pendek maupun deposito dapat meningkatkan harga NAB/unit reksadana pasar uang yang kemudian akan membuat peningkatan harga reksadana menjadi stabil. Reksa dana pendapatan tetap reksadana obligasi Reksa dana pendapatan tetap atau reksadana obligasi adalah jenis reksadana yang sebagian besar alokasi investasinya terdiri dari surat utang obligasi atau surat berharga dengan besaran minimal 80% dari Assets Under Management AUM reksadana dan sisanya adalah produk pasar uang. Reksadana ini memiliki tingkat pengembalian yang stabil karena memiliki aset surat utang obligasi yang memberikan keuntungan berupa kupon secara rutin. Surat utang atau obligasi bisa berupa obligasi pemerintah atau korporasi perusahaan. Imbal hasil atau return-nya pun lebih tinggi ketimbang reksadana pasar uang dan umumnya bisa naik lebih dari 10% tiap tahun. Jenis reksadana ini cocok dipilih bagi yang menginginkan investasi jangka waktu menengah mulai 1 hingga 3 tahun atau untuk para investor yang ingin investasi modal awal atau pokok investasinya aman, tapi tetap bisa mendapat untung. Reksa dana saham Reksa dana saham adalah jenis reksadana yang menempatkan dana investasi pada saham minimal sebesar 80% dan sisanya dialokasikan ke pasar uang. Potensi untuk mendapatkan keuntungannya paling besar jika dibandingkan dengan reksadana lain. Namun, perlu diingat juga bahwa dengan tingginya kemungkinan untuk mendapat keuntungan, tinggi pula risiko yang ada alias high risk, high return. Seiring dengan kemajuan zaman, kemudahan membeli reksadana saham dapat dilakukan secara online, bahkan melalui e-commerce. Reksadana saham cocok bagi pemodal yang ingin berinvestasi dalam jangka waktu panjang, yakni lebih dari 5 tahun. Reksa dana campuran Reksa dana campuran atau hybrid funds adalah jenis reksadana yang terdiri dari gabungan antara saham, obligasi surat utang dan pasar uang. Kombinasi antara efek ekuitas saham dan efek utang obligasi ini masing-masing besarannya tidak boleh ada yang melebihi 79% Nilai Aktiva Bersih. Umumnya, jenis reksadana ini diperuntukkan bagi investor yang ingin mendapatkan imbal-hasil dari instrumen-instrumen saham dan pendapatan tetap, akan tetapi risikonya terbilang cukup tinggi. Namun, jika berhasil, keuntungannya akan sangat tinggi pula. Dari satu tahun ke tahun berikutnya, tingkat pengembalian hasil investasinya tergolong fluktuatif, tapi pertumbuhan dananya relatif lebih stabil jika dibandingkan dengan reksadana saham. Sebagai catatan, jangka waktu untuk reksadana campuran adalah 3 hingga 5 tahun. Reksa dana terproteksi Reksa dana terproteksi adalah jenis reksadana yang menempatkan dana yang ada ke dalam instrumen obligasi yang memberikan perlindungan atas nilai investasi pada saat jatuh temponya. Reksadana terproteksi memberikan proteksi atas Nilai Investasi Awal dari pemegang Unit Penyertaan melalui mekanisme pengelolaan portofolionya dengan menginvestasikan dana pada Efek Bersifat Utang yang masuk kategori layak investasi investment grade, sehingga nilai Efek Bersifat Utang pada saat jatuh tempo sekurang-kurangnya dapat menutupi jumlah nilai yang terproteksi. Sesuai namanya, reksadana ini memiliki keunggulan dalam tingkat perlindungannya yang tinggi, yaitu sebesar 100% pada pokok nilai investasinya jika kamu akan mencairkan dana sesuai dengan jangka waktu yang telah disepakati. Selain itu, Imbal hasilnya pun lebih terukur dalam jangka waktu investasi tertentu. Reksa Dana Index RDI Reksa Dana Index RDI mirip dengan saham karena instrumen ini bisa diperjual-belikan di bursa yang disebut ETF Exchange Traded Fund dan harganya pun cukup fluktuatif. Namun, biasanya, reksadana ini berisi index tertentu yang dikelola secara pasif yang artinya tidak ada jual beli di bursa, kecuali ada yang berlangganan baru atau melakukan penebusan. Aset harus diinvestasikan sesuai dengan aset-aset pada indeks acuan untuk mendapatkan hasil investasi yang mirip dengan indeks acuan tersebut, baik indeks obligasi maupun indeks saham. Reksadana index cocok untuk pemodal yang menginginkan transparansi investasi dan memilih pengelolaan secara pasif untuk hasil yang lebih maksimal. RDI juga dapat dibeli dan dijual sewaktu-waktu di bursa saham pasar modal. Reksa Dana Penyertaan Terbatas RDPT Reksa dana penyertaan terbatas adalah wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari Pemodal Profesional yang selanjutnya diinvestasikan oleh Manajer Investasi pada portofolio efek atau portofolio yang berkaitan langsung dengan proyek, seperti sektor riil, sektor infrastruktur, dan lain-lain. Berbeda dari reksadana pada umumnya, Unit Penyertaan Kontrak Investasi Kolektif RDPT hanya ditawarkan secara terbatas hanya kepada Pemodal Profesional dan dilarang ditawarkan secara ritel melalui Penawaran Umum. RDPT dilarang untuk dimiliki oleh 50 pihak atau lebih. Oleh karena itu, penjualannya dilakukan eksklusif secara langsung oleh Manajer Investasi. Contoh Produk Reksadana Sumber foto iQoncept via Shutterstock Ingin memulai berinvestasi dalam bentuk reksadana? Ketahui dulu beberapa contoh produk reksadana, termasuk reksa dana syariah terbaik berdasarkan data Bibit – per Juli 2020 berikut ini Reksadana Saham BNP Paribas Solaris Manulife Dana Saham Kelas A TRAM Infrastructure Plus Simas Syariah Unggulan Eastspring Investment Value Discovery Kelas A Reksadana Obligasi Mandiri Investasi Obligasi Manulife Obligasi Unggulan Majoris Obligasi Utama Indonesia ITB Harmoni BNI-AM ABF Indonesia Bond Index Fund Reksadana Pasar Uang Sucorinvest Sharia Money Market Fund Sucorinvest Money Market Fund Majoris Pasar Uang Syariah Manulife Dana Kas II Principal Cash Fund Reksadana Syariah Saham Manulife Syariah Sektoral Amanah Kelas A Mandiri Investa Atraktif-Syariah TRIM Syariah Saham Reksadana Syariah Obligasi Bahana MES Syariah Fund Majoris Sukuk Negara Indonesia Eastspring Syariah Fixed Income Amanah Kelas A Reksadana Syariah Pasar Uang Sucorinvest Sharia Money Market Fund Schroders Dana Likuid Shariah BNI-AM Dana Lancar Syariah Tingkat Keamanan dalam Investasi Reksadana Sumber foto Montri Thipsorn via Shutterstock Investasi memang bisa mendatangkan keuntungan, tetapi ada pula risiko yang menyertainya. Hal ini kerap membuat orang awam takut dan khawatir tentang keamanan investasi mereka. Namun, kamu juga perlu membedakan antara risiko dan keamanan. Jika kita bicara soal tingkat keamanan, investasi reksadana tergolong lebih aman dan terjamin ketimbang berbagai jenis investasi lainnya. Berikut ini adalah penjelasannya Investasi dikelola oleh Manajer Investasi MI yang profesional Sebelum melakukan investasi reksadana, kamu tentunya perlu memilih Manajer Investasi terbaik. Apabila Manajer Investasi tersebut profesional, dapat dipastikan bahwa investasi reksadana terjamin keamanannya. Umumnya, seorang Manajer Investasi telah mendapatkan standarisasi tertentu yang membuat mereka memiliki track record yang baik, mampu memberikan informasi produk reksadana secara transparan, serta mempunyai kredibilitas tinggi. Tingkat keamanan reksadana milikmu juga akan lebih terjamin lagi apabila Manajer Investasi tersebut memiliki partner atau rekanan bank internasional dan telah memenangkan penghargaan atas kinerjanya. Resmi diatur dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan OJK Investasi reksadana memiliki legalitas secara hukum dan tentunya terjamin karena resmi diatur dan diawasi oleh pemerintah melalui Otoritas Jasa Keuangan OJK. Bahkan, kini OJK juga mulai melakukan pengawasan terhadap berbagai perusahan hingga produk keuangan berbasis teknologi fintech/financial technology yang menawarkan platform untuk berinvestasi di reksadana. Kamu tidak perlu khawatir karena semua hal yang berkaitan dengan ranah reksadana pasti mendapat pengawasan OJK, mulai dari produk reksadana itu sendiri, Manajer Investasi yang mengelolanya, agen penjual reksadana yang menyalurkan produk, hingga Bank Kustodian yang menyimpan uang investor. Dana disimpan di Bank Kustodian atau bank umum dengan fungsi kustodian Bank Kustodian atau disingkat kustodian adalah suatu lembaga yang bertanggung jawab untuk mengamankan aset keuangan dari suatu perusahaan maupun perorangan. Di sanalah dana yang ada pada reksadana disimpan secara aman. Selain Bank Kustodian, dana juga dapat disimpan di bank umum yang mendapatkan izin untuk melakukan fungsi kustodian penyimpanan dari OJK. Maka dari itu, kamu tidak perlu khawatir apabila dana investasi akan disalahgunakan atau dibawa kabur oleh Manajer Investasi maupun APERD tempat kamu membeli reksadana. Kinerja Manajer Investasi diawasi oleh Bank Kustodian Dalam pelaksanaan investasi reksadana, Bank Kustodian juga mengawasi aktivitas MI. Sehingga, jika MI menyalahi aturan dalam pengelolaan uang investor, maka Bank Kustodian berhak memberikan peringatan. Oleh karena itu, pastikan kamu memilih perusahaan reksadana aman yang bekerja sama dengan MI profesional. Risiko dan Kekurangan Reksadana Sumber foto Olivier Le Moal via Shutterstock Berinvestasi tentunya tidak terlepaskan dari adanya risiko. Seperti jenis-jenis investasi lainnya, risiko tersendiri juga ada pada reksadana. Meski lebih kecil dari investasi saham, nilai risikonya lebih besar dari investasi lain seperti di investasi emas, produk properti, ataupun produk deposito. Selain kelebihan, inilah beberapa risiko dan kekurangan reksadana, antara lain Risiko berkurangnya nilai Unit Penyertaan Unit Penyertaan adalah satuan yang menunjukkan kepemilikan pemodal di dalam reksadana. Jumlah Unit Penyertaan akan tetap selama pemodal tidak melakukan transaksi. Banyaknya Unit Penyertaan tergantung dari harga NAB/Unit pada hari saat pemodal membeli reksadana tersebut. Nah, dalam wahana investasi jenis ini, sangat mungkin terjadi risiko berupa berkurangnya nilai Unit Penyertaan akibat turunnya harga dari efek, seperti saham, obligasi, dan surat-surat berharga lainnya yang masuk ke dalam portofolio reksadana tersebut. Risiko penurunan Nilai Aktiva Bersih NAB Nilai Aktiva Bersih NAB adalah jumlah total nilai investasi atau dana kelolaan yang dikelola oleh Manajer Investasi atas produk reksa dana yang dimiliki pemodal. Risiko penurunan Nilai Aktiva Bersih NAB disebabkan oleh harga pasar instrumen investasi yang mengalami penurunan dibandingkan dari harga pembelian awal. Penyebab penurunan harganya pun bisa beragam, mulai dari kinerja bursa saham yang kurang baik, kinerja emiten yang memburuk, situasi politik maupun ekonomi yang kurang stabil, hingga berbagai faktor pendukung lainnya. Risiko likuiditas Risiko likuiditas merupakan kesulitan yang dihadapi oleh Manajer Investasi apabila sebagian besar pemegang unit melakukan penjualan kembali redemption atas unit-unit yang dipegangnya. Penarikan dana dalam jumlah besar dalam waktu yang sama tersebut dapat membuat Manajer Investasi mengalami rush atau kesulitan dalam menyediakan uang tunai atas redemption atau pengembalian tersebut. Risiko tersebut mungkin terjadi akibat adanya faktor negatif yang cukup besar, seperti situasi politik dan ekonomi negara yang memburuk, adanya kebangkrutan atau penutupan beberapa emiten, atau bahkan dilikuidasinya Manajer Investasi sebagai pengelola reksadana. Risiko default Risiko default merupakan salah satu masalah yang mungkin terjadi ketika Manajer Investasi membeli obligasi milik emiten yang ternyata mengalami kesulitan finansial, padahal kinerja perusahaan tersebut sebelumnya masih baik-baik saja. Akibatnya, pihak emiten pun terpaksa tidak membayar kewajibannya. Risiko pasar Risiko pasar juga mungkin terjadi ketika kamu berinvestasi dalam reksadana. Umumnya, penyebab risiko pasar adalah harga instrumen investasi mengalami penurunan akibat menurunnya kinerja pasar saham secara drastis. Risiko wanprestasi Bisa dibilang, dari semua risiko yang ada, risiko wanprestasi merupakan risiko terburuk yang mungkin saja terjadi ketika kamu berinvestasi. Kondisi ini bisa timbul ketika perusahaan asuransi yang mengasuransikan kekayaan reksadana tidak segera membayar ganti rugi atau membayar lebih rendah dari nilai pertanggungan saat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan—meliputi wanprestasi dari pihak-pihak yang terkait dengan reksadana, pialang, Bank Kustodian, agen pembayaran, atau bencana alam—yang dapat menyebabkan penurunan Nilai Aktiva Bersih NAB. Cara Menghitung Profit dalam Reksa Dana Sumber foto sasirin pamai via Shutterstock Siapa sih yang tidak ingin mencapai profit ketika berinvestasi? Semua orang tentu menginginkannya. Meski investasi reksadana sudah dikelola oleh Manajer Investasi, tapi kamu juga harus memiliki administrasi sendiri setiap kali bertransaksi. Lalu, bagaimana cara menghitung keuntungan dalam reksadana? Hitung jumlah unit penyertaan dikali harga terkini reksadana Kurangi hasil perhitungan langkah pertama dengan modal investasi jika hasil pengurangannya plus berarti untung, dan jika hasil pengurangannya minus berarti rugi Misalnya, pada tanggal 1 Januari 2020, Qoco membeli reksadana QQQ dengan NAB/UP sebesar Dengan uang sebesar Qoco mendapat Unit Penyertaan sebanyak 357 Unit. Contoh 1 Pada tanggal 1 Februari 2020, NAB/UP sebesar Berapa keuntungan reksadana Qoco di tanggal 1 Februari 2020? Langkah pertama Qoco sebelumnya memiliki Unit sebesar 357 x = Langkah kedua jumlah investasi terkini – jumlah investasi awal = – = Rp Qoco mendapat keuntungan sebesar dalam 1 bulan. Contoh 2 Jika Qoco secara berkala melakukan investasi selama 1 tahun dan bertujuan ingin menjualnya pada awal tahun 2021, maka nilai NAB/UP dihitung rata-ratanya. Contoh, rata-rata NAB/UP sebesar dan jumlah keseluruhan unit yang dimiliki sebesar unit. Apabila Qoco menjual reksadananya pada tanggal 4 Januari 2021 dengan NAB/UP maka keuntungan yang didapat adalah dengan perhitungan sebagai berikut Langkah pertama jumlah unit x rata-rata NAB/UP = x = Langkah kedua jumlah investasi terkini – jumlah investasi sebelumnya = x – Rp. = Sehingga, hasil investasi Qoco selama satu tahun dalam reksadana saham QQQ memperoleh keuntungan sebesar Profil Risiko Reksadana Sumber foto GreenTree via Shutterstock Profil risiko reksadana adalah gambaran tingkat risiko yang sanggup ditanggung oleh pemodal dalam berinvestasi di reksadana. Secara umum, profil risiko reksadana terbagi atas 3 jenis, yaitu Konservatif Profil konservatif biasanya menanamkan uangnya secara mayoritas di reksadana pasar uang dan reksadana pendapatan tetap. Sebab, pada umumnya, tingkat toleransi pemodal terhadap risiko investasi yang mungkin terjadi tergolong rendah. Moderat Profil moderat biasanya menanamkan uangnya secara mayoritas di reksadana campuran. Umumnya, pemodal dengan profil risiko moderat memiliki tingkat toleransi menengah terhadap risiko investasi yang bisa terjadi, sudah bisa menerima jika terjadi kerugian investasi, siap bertanggung jawab atas keputusan sendiri, dan sudah mulai tahu apa yang harus dilakukan dalam berinvestasi reksadana demi mendapatkan imbal yang lebih, tapi tetap meminimalkan risiko yang bisa terjadi. Agresif Profil agresif menanamkan uangnya secara mayoritas di reksadana saham. Umumnya, pemodal dengan profil risiko agresif memiliki tujuan finansial yang cukup panjang dan punya modal khusus untuk investasi reksadana. Agen Penjual Reksadana Online dan Offline Sumber foto Song_about_summer via Shutterstock Jika dulu Agen Penjual Reksa Dana APERD identik dengan bank saja, kini kamu bisa membeli reksadana baik secara online maupun offline melalui perusahaan sekuritas, perusahaan asuransi, perusahaan pos dan giro, perusahaan pegadaian, perusahaan pembiayaan, hingga dana pensiun. Hal tersebut dilandasi oleh peraturan OJK Nomor 39/ Tentang Agen Penjual Efek Reksa Dana, ada keleluasaan dalam pendirian perusahaan APERD. Beberapa bank BUMN terkemuka di Indonesia yang menawarkan investasi reksa dana adalah Mandiri, BRI, dan BNI. Sementara untuk bank swasta, kamu bisa membeli reksa dana di BCA. Namun, bila kamu lebih berniat untuk berinvestasi sambil berasuransi, kamu dapat memiliki reksa dana di Manulife Indonesia melalui pilihan produk unit link yang terdiri dari kombinasi investasi dan proteksi. Tidak hanya itu saja, seiring dengan kemajuan teknologi informasi yang pesat serta adanya relaksasi aturan dari OJK mengenai Prinsip Mengenal Nasabah Know Your Customer atau KYC, proses pembukaan rekening untuk berinvestasi reksadana pun dapat dilakukan secara elektronik untuk memudahkan proses pemasaran. Investasi reksadana pun kini tidak lagi memiliki stigma yang mahal. Pasalnya, biaya yang ditawarkan tergolong rendah dan terjangkau. Misalnya, kamu bisa melakukan pembelian reksadana online dengan minimum investasi mulai dari di berbagai e-commerce ataupun marketplace di Indonesia. Kamu bisa membeli reksa dana di Tokopedia atau melalui platform reksadana di Bibit. Bermodal ponsel dan dana yang tidak perlu terlalu besar, kamu bisa langsung memiliki investasi reksadana dengan cepat dan praktis melalui aplikasi berbasis teknologi. Cara Memilih Reksa Dana Terbaik Sumber foto NicoElNino via Shutterstock Bila kamu ingin memulai investasi reksadana, pastikan kamu telah mengetahui dan memahami berbagai cara dalam memilih reksadana terbaik berikut ini Pilih platform dengan pilihan lengkap Platform merupakan tempat pemodal membeli reksadana. Pastikan kamu memilih platform yang menawarkan pilihan produk reksadana yang lengkap serta memiliki track record dan kredibilitas yang baik. Pastikan kinerja reksadana dengan kenaikan NAV terbaik Kinerja reksadana dilihat dari kenaikan harga unit NAV. Kamu bisa mengetahuinya dari fund fact sheet, lalu dilihat dari grafik histori pergerakan NAV. Cara lainnya adalah dengan menggunakan fitur filter dari platform pilihanmu. Ketahui tingkat return Semakin tinggi keuntungan yang bisa diperoleh tentunya lebih baik. Caranya, kamu bisa membandingkan return reksadana dengan reksadana sejenis atau dengan melihat pertumbuhan reksadana tersebut dengan benchmark yang sesuai, seperti dengan IHSG. Cek juga apakah return dari investasi yang dilakukan setara dengan risiko yang diambil. Pertimbangkan tingkat risiko Makin besar keuntungan semakin besar pula risikonya high return, high risk. Untuk itu, kamu harus mengetahui seberapa besar kemungkinan terburuk yang bisa terjadi. Cek indikator risiko penurunan dari suatu reksadana selama jangka waktu tertentu secara berkala agar kamu dapat mengukur apakah risiko reksadana ini masih bisa kamu terima. Ketahui dana kelolaan AUM Asset Under Management atau dana kelolaan dapat digunakan untuk mengukur seberapa besar reksadana dapat dipercaya oleh investor. Logikanya, semakin besar dana kelolaan, maka makin tinggi pula tingkat kepercayaan investor terhadap kualitas manajemennya. Pilih expense ratio yang rendah, tapi tetap logis Expense ratio merupakan pengukuran atas seberapa besar biaya yang dikeluarkan untuk mengelola reksadana. Hal ini mencakup management fees, biaya kustodian, biaya trading, hingga biaya marketing. Expense ratio yang dapat ditekan seminimal mungkin menandakan kepkepiawaian Manajer Investasi dalam mengelola reksadana untuk investornya secara efektif dan efisien. Lihat sejarah kinerja reksadana Hal ini penting untuk melihat kredibilitasnya. Namun, jangan salah kaprah. Sebab, kinerja reksadana yang baik di masa lalu tidak menjadi jaminan bahwa akan selalu baik di saat ini maupun masa depan. Selaraskan reksadana dengan tujuan investasi Masing-masing orang memiliki alasan dan tujuan yang berbada-beda dalam berinvestasi. Untuk itu, tetapkan tujuanmu agar dapat memilih reksadana yang paling selaras untuk menuju ke goal tersebut. Riset pihak pengelola atau Manajer Investasi yang profesional Pastikan kamu memilih Manajer Investasi yang memiliki track record yang baik, mampu memberikan informasi produk reksadana secara transparan, serta mempunyai kredibilitas tinggi. Sesuaikan dengan kemampuan keuangan Investasi memang penting, tapi bukan segalanya. Sehingga, sangat penting bagi kamu untuk lebih bijak dalam menaruh dana dalam berinvestasi. Pastikan nominalnya sesuai dengan kemampuan dan kondisi finansialmu. Jadi, apakah kamu sudah yakin untuk mulai berinvestasi dengan memiliki reksa dana terbaik? Terlebih bila kamu tergolong pemula di dunia investasi atau kamu seorang milenial, reksadana dapat menjadi alternatif tepat. Ingin mengetahui informasi lainnya seputar keuangan, investasi, hingga asuransi—mulai dari asuransi jiwa hingga asuransi kesehatan—untuk menambah ilmu demi keamanan kondisi finansialmu? Temukan jawabannya di Qoala!
403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID CeT2_IQMA8MmSLHFBEmJZfDYxZ6sldlOfeXt_6BemI0q1vYeCUZgEA==
Dalam tulisan sebelumnya disini, kita sudah membahas dua metode untuk menentukan harga wajar sebuah saham yaitu dengan menggunakan metode berdasarkan Net Assets Value aset bersih/ekuitas dan metode Peter Lynch's Fair PER. Kedua metode ini bisa disebut mengabaikan potensi pertumbuhan suatu perusahaan dalam perhitungannya dan memiliki syarat-syarat tertentu, sehingga tidak banyak saham yang bisa dinilai harga wajarnya menggunakan kedua metode ini. Nah, oleh karena itu, kita beranjak ke metode berikutnya yang menurut penulis lebih cocok dalam menilai harga wajar saham-saham di Indonesia. Sebelum melanjutkan ke metode berikutnya, ada baiknya kita merangkum kembali kedua metode yang sudah dibahas. Untuk metode NAV, nilai wajar sebuah saham sama dengan nilai buku per lembar sahamnya, atau dengan kata lain nilai PBVnya <= 1. Beberapa kekurangan utama terkait metode ini adalah diabaikannya pertumbuhan yang telah dan tengah dialami oleh suatu perusahaan. Oleh karena itu, dalam banyak kasus perusahaan yang memiliki PBV <= 1 biasanya merupakan perusahaan-perusahaan yang mungkin namanya bahkan baru Anda dengar dimana fundamentalnya memang tidak bagus serta sering merugi, sedangkan perusahaan-perusahaan yang familiar, terkenal, dan selalu untung biasanya memiliki PBV jauh di atas 1. Metode kedua yang telah dijelaskan yaitu Peter Lynch's Fair PER. Penulis sengaja memilih metode ini untuk dijelaskan karena ada banyak investor yang menilai harga wajar sebuah saham melalui nilai PERnya sehingga ada baiknya apabila kita mengetahui kaitan antara PER suatu perusahaan dengan harga sahamnya. Menurut Peter Lynch, harga suatu saham bisa dibilang wajar apabila PERnya bernilai sama atau lebih kecil dengan rata-rata pertumbuhan laba bersihnya selama beberapa tahun terakhir tanpa persen. Akan tetapi metode ini mempunyai syarat khusus dimana perusahaan haruslah membukukan pertumbuhan laba bersih yang stabil dan masalahnya, tidak banyak perusahaan yang seperti ini. Peter Lynch juga mengajarkan suatu metode dengan membuat garis panduan berdasarkan nilai median nilai tengah dari PER suatu perusahaan dari laporan keuangannya beberapa tahun terakhir. Metode ini cocok digunakan untuk menentukan harga wajar dari saham-saham ternama dan fundamental yang solid dan teruji dimana valuasinya sudah sangat mahal, seperti saham-saham consumer goods. Bagi perusahaan yang cyclical, alias pendapatannya tidak menentu dan membentuk suatu siklus untung dan rugi, metode ini kurang cocok digunakan karena dapat memberi bias pada nilai historis PERnya. Contoh perusahaan cyclical ini seperti perusahaaan penghasil komoditas yang bergantung kepada harga komoditas itu sendiri, perusahaan properti, perbankan, dan otomotif yang bergantung kepada suku bunga acuan pemerintah, perusahaan konstruksi yang heavy asset dan sangat bergantung kepada kondisi ekonomi Indonesia, dan lain-lain sebagainya. Nah, masalahnya adalah kebanyakan perusahaan di BEI justru perusahaan cyclical ini. Coba saja Anda perhatikan, tidak perlu susah-susah, lihat saja emiten-emiten apa saja yang ada di LQ45? Kebanyakan perusahaan cyclical seperti yang Penulis sebutkan di atas. Lalu bagaimana cara mengetahui harga wajar perusahaan-perusahaan seperti ini? 3. Fair PBV Ratio Para pesohor value-investing seperti Benjamin Graham dan Warren Buffett sangat sering menjadikan nilai buku per lembar saham sebagai patokan terhadap harga suatu saham dan kemudian membeli saham yang dijual dengan harga jauh di bawah nilai bukunya tadi, dengan kata lain rasio Pbvnya <= 1. Kenapa para pesohor ini menganggap penting Pbv dalam memperkirakan harga suatu saham? Hal ini karena Pbv sangat cocok digunakan untuk perusahaan-perusahaan yang heavy asset, dan pada masa mereka dahulu dan masih sampai sekarang, kebanyakan perusahaan memang memiliki metode operasi yang sama dalam meng-generate revenue streamnya, yaitu mengandalkan aset tangible. Maksudnya bagaimana? Oke, salah satu industri yang heavy asset yaitu industri tambang batubara seperti Adaro, Bukit Asam, Petrosea, dan sebagainya. Sumber penghasilan utama mereka berasal dari tambang-tambang batubara yang mereka miliki beserta peralatan-peralatan berat yang digunakan untuk mengelupas lapisan tanah di pertambangan tersebut. Nah, tambang-tambang dan peralatan-peralatan ini gampang untuk dinilai dan dilaporkan di laporan keuangan mereka sebagai bagian dari aset perusahaan. Dan karena penghasilan mereka berasal dari penjualan batubara yang dihasilkan dari aset-aset ini, maka tentu sangat wajar dan rasional apabila harga sahamnya seharusnya berlandaskan dari bagaimana kemampuan si perusahaan dalam mengelola asetnya untuk menghasilkan keuntungan. Bukan begitu?! Lalu sebagai investor, aset mana yang benar-benar merupakan "milik" si investor? Jawabannya yaitu ekuitas. Loh kok bisa? Gampangnya begini, ketika suatu perusahaan IPO, maka dana IPO yang dikumpulkan dari para investor dicatatkan pada bagian ekuitas di laporan keuangan perusahaan. Dana ini kemudian digunakan oleh perusahaan untuk membeli aset-aset produktif yang diharapkan mampu menghasilkan keuntungan serta digunakan untuk dana operasional dan lain-lain. Apabila kemudian untung dan mendapatkan laba bersih, sebagian laba bersih ini dikembalikan ke investor sebagai deviden, dan sisanya dicatatkan lagi ke dalam ekuitas sebagai saldo laba sehingga jumlah ekuitas ini akan terus bertambah seiring waktu berjalan. Seandainya suatu ketika perusahaan berhutang untuk ekspansi dan membeli aset-aset produktif lain, maka hutang ini dicatatkan ke dalam liabilitas. Meskipun aset perusahaan kemudian bertambah karena hutang ini, tetapi pertambahan aset ini bukan merupakan kontribusi dari investor melainkan dari inisiatif perusahaan. Oleh karena itu, aset yang benar-benar dimiliki oleh para investor adalah total aset setelah dikurangi dengan semua liablitas, sehingga disebut dengan aset bersih ekuitas. Oke, setelah mengetahui aset mana yang benar-benar merupakan milik investor, maka dari kacamata seorang investor, harga saham suatu perusahaan seharusnya berkaitan dengan kemampuan si perusahaan dalam mengelola aset aset bersih, yang notabenenya adalah "milik investor" untuk menghasilkan keuntungan. Dan kemampuan perusahaan dalam mengelola aset bersih ini tercermin dalam nilai Return on Equity RoE. Nah untungnya, Peter Lynch telah menunjukkan suatu pondasi rule of thumb yang sangat bermanfaat dalam menentukan prinsip Fair Pbv Ratio kita. Peter Lynch menunjukkan hubungan antara nilai PER wajar suatu perusahaan sama dengan pertumbuhan laba bersih perusahaan dari waktu ke waktu tanpa persen. Apabila kaitan antara PER dengan pertumbuhan laba bersih dapat berlaku, maka sangat mungkin juga prinsip ini dapat diterapkan antara PBV dengan RoE suatu perusahaan. Seandainya kita mengadaptasi prinsip Peter Lynch di atas ke dalam kasus kita, maka rule of thumb-nya akan menjadi "Nilai Pbv wajar suatu perusahaan sama dengan RoE perusahaan dari waktu ke waktu tanpa persen" Fair Pbv = 1/10*RoE time-to-time without % Apa maksud RoE time-to-time? Kita bisa simak analisis yang pernah penulis berikan disini. Di akhir artikel tersebut, penulis memberikan analisis terhadap Bukit Asam PTBA. Ketika artikel ditulis, harga PTBA berkisar antara 3000-3400 dengan Pbv 2 kali dan sudah naik banyak sejak 2016 dimana harga batubara ketika itu mulai pulih. Berdasarkan LK kuartal I ketika itu, diperkirakan pada akhir tahun RoE Bukit Asam sekitar 36-40%. Dengan menggunakan metode Fair Pbv, maka seharusnya nilai wajar Pbv Bukit Asam adalah sekitar kali, dan ketika itu Pbv Bukit Asam hanya 2 kali sehingga jelas PTBA saat itu undervalue. Setelah LK Q2 Bukit Asam keluar, dan perusahaan diperkirakan mampu mempertahankan nilai RoE sekitar 38%-40%an hingga akhir tahun, maka indikasi Pbv Bukit Asam akan menuju 4 kali semakin kuat. Inilah yang dimaksud dengan RoE time-to-time, dimana perusahaan berdasarkan laporan kuartalnya terus menunjukkan besaran RoE yang minimal hampir sama dengan kuartal-kuartal sebelumnya sehingga peningkatan kinerja perusahaan bukan hanya suatu kebetulan. Dan akhirnya, tidak lama setelah LK Q2nya keluar, saham PTBA terus naik hingga menembus 4800an dan nilai Pbvnya mendekati nilai dari RoE tanpa % yaitu sekitar 4,2 kali. Contoh lain yaitu pada artikel ini yang membahas potensi dari CITA yang masih tergolong perusahaan komoditas penghasil alumina. Pada saat artikel ditulis, harga CITA berkisar di 700an dengan Pbv 2,4an. Dan setelah perusahaan mampu mewujudkan pabrik smelternya bekerja sama dengan investor dari China, CITA mulai mengekspor Alumina ke dalam dan luar negeri sehingga berdasarkan LK Q1nya, CITA membukukan pertumbuhan laba bersih hingga 684% dibanding tahun 2017 dan dengan nilai RoE akhir tahun sekitar 50%an. Berdasarkan metode Fair Pbv, maka seharusnya Pbv CITA akan mendekati 5 kali sehingga jelas ketika waktu itu Pbv CITA hanya 2,4an kali, CITA tergolong sangat-sangat murah!. Ketika CITA merilis LK Q2 yang menunjukkan performa sangat solid seperti kuartal sebelumnya, saham CITA langsung terbang dari 700an ke 1400an, naik dua kali lipat dimana di harga segitu Pbv CITA juga baru 3,2an. Seandainya sepanjang 2018 dan awal 2019 nanti performa CITA masih sangat solid dan konsisten membukukan RoE 50%, maka potensi CITA untuk naik lebih jauh masih sangat terbuka lebar. Dan ada banyak contoh-contoh perusahaan di BEI sana yang apabila Anda mau menghitung masing-masingnya, memiliki nilai Pbv yang berkisar tidak jauh dari nilai RoEnya tanpa %. Apabila Anda menemukan perusahaan yang seperti itu, bisa dikatakan harga perusahaan tersebut sudah merupakan harga wajarnya. Bisa naik lebih jauh apabila seandainya perusahaan masih mampu membukukan performa RoE yang lebih tinggi pada tahun-tahun berikutnya, ataupun bisa langsung jeblok seandainya perusahaan tiba-tiba merugi. Jadi Fair Pbv Ratio ini merupakan metode yang menurut penulis sangat sesuai digunakan untuk mencari harga wajar mayoritas saham-saham di Indonesia. Pengecualian pada saham-saham consumer goods atau saham lain yang valuasinya premium karena memang fundamentalnya yang telah teruji dalam jangka waktu yang sangat lama dan faktor intangible asset perusahaan yang sangat kuat. Dan juga saham-saham yang tergolong light asset seperti perusahaan software ataupun digital startup yang untungnya di Indonesia belum banyak perusahaan seperti ini, kecuali kalau nanti perusahaan seperti Gojek, Tokopedia, Bukalapak melakukan IPO dan perusahaan asuransi. Nah, untuk perusahaan dengan valuasi premium bahkan pertamax seperti ini, maka metode pendekatan yang bisa kita gunakan untuk menentukan harga wajarnya adalah Discounted cash flow Discounted owner's earning kalau versi Opa Warren Buffett dan juga median P/S Ratio yang InsyaAllah akan kita bahas pada artikel selanjutnya. Ÿ˜€
Reksadana telah menjadi cara investasi yang marak dicari oleh pemula. Hal ini terjadi akibat reksadana memiliki tingkat risiko yang cukup rendah. Bagi pemula yang belum memahami sistematika atau cara kerja reksadana, risiko yang rendah akan menjadi sebuah keuntungan baginya. Namun, reksadana memiliki istilah-istilah yang mungkin akan membuat para investor pemula bertanya-tanya. Agar tidak mundur dari permainan, perlu diketahui dan dipahami istilah-istilah tersebut. Istilah termudah dan mungkin yang pertama akan dijumpai adalah Nilai Aktiva Bersih NAB. Untuk memahami istilah NAB, yuk simak penjelasan berikut ini. Baca juga Bunga Reksadana – Besaran, Cara Hitung, dan Daftar Reksadana Bunga Tertinggi Pengertian NAB Reksadana NAB Reksadana Nilai Aktiva Bersih atau yang sering disingkat sebagai NAB adalah nilai total investasi dalam setiap produk investasi reksadana. Setiap harinya, investor akan mengetahui total kekayaan bersih sebuah reksadana yang digambarkan oleh NAB. Total kekayaan bersih ini merupakan jumlah dana yang dikelola oleh MI atau manajer investasi produk reksadana dan kemudian dihitung setiap harinya berdasarkan hari perdagangan bursa. NAB adalah harga bersih dari dana yang dikelola setelah dikurangi biaya operasional. Nantinya, NAB dipublikasikan ke media-media agar diketahui oleh khalayak umum. Jadi, masyarakat yang belum atau ingin memulai reksadana juga dapat mengetahui segelintir dari kondisi pasar reksadana. Cara Kerja NAB Reksadana dan Perhitungannya dalam Investasi Cara menghitung NAB Reksadana pada dasarnya tidak sulit. Angka NAB didapatkan dengan cara menjumlahkan total aktiva bersih dari keseluruhan dana dari reksadana yang kemudian dibagi dengan total unit yang ada di pasar. Mungkin untuk pemula akan bertanya, “Apa itu total aktiva bersih?”. Nah, total aktiva bersih merupakan nilai bersih yang diambil dari nilai pasar produk investasi tertentu dalam reksadana, yang meliputi deposito, saham, obligasi, dan surat berharga pasar uang. NAB adalah nilai yang sudah bersih dari biaya operasional. Biaya manajer investasi dan biaya bank kustodian merupakan beberapa bentuk dari biaya operasional. Maka, saat kamu berinvestasi reksadana, tidak lagi memikirkan biaya operasional, apalagi pada saat melihat angka NAB/unit. Investasi reksadana lebih menjadi nyaman, deh. Biasanya, produk reksadana dijual berbentuk satuan unit. Investor kemudian akan membeli produk reksadana per unit dari NAB. Hal ini membuat NAB-nya pun dihitung per unit yang juga. Alhasil, muncul istilah NAB/unit. Sehingga sebagai investor, kamu hanya perlu melihat unit penjualan setiap produk reksadana dan berapa perubahan nilai NAB-nya. Rumus Menghitung Jumlah Unit Reksadana Jumlah Unit Reksadana Jumlah Dana Investasi NAB/unit Sebagai contoh, harga jual reksadana CRMT adalah pada tanggal 1 Oktober 2022. Kamu menginvestasikan dana senilai untuk membeli reksadana tersebut di hari yang sama. Setelah pembelian selesai dilakukan kamu akan mendapatkan unit reksadana CRMT. Jumlah Unit Reksadana CRMT yang Kamu Miliki Jumlah Dana Investasi NAB/unit reksadana CRMT = unit Kesimpulannya, per tanggal 1 Oktober 2022, kamu memiliki nilai investasi reksadana CRMT sebesar unit reksadana dengan nilai NAB sebesar Perlu kamu ketahui, setiap harinya nilai NAB/unit ini akan berubah nilainya sesuai dengan kondisi transaksi para investor. Cara Menghitung Keuntungan NAB Reksadana Menghitung NAB Setelah memahami cara menghitung jumlah unit reksadana, berikut pembahasan bagaimana cara hitung keuntungannya nih. Dalam investasi reksadana, keuntungan dapat dihitung berdasarkan selisih kenaikan NAB saat penjualan dan NAB saat pembelian. Kamu akan mendapatkan keuntungan ketika NAB penjualan lebih besar daripada NAB pembelian. Hal ini juga berlaku pada setiap satuan unit reksadana NAB/unit yang termasuk dalam transaksi jual beli yang dilakukan. Berikut contoh perhitungannya Kita ambil lagi contoh di atas, per tanggal 1 Oktober 2022, kamu memiliki nilai investasi reksadana CRMT sebesar unit reksadana dengan nilai NAB sebesar Pada tanggal 1 Januari 2023, kamu memutuskan untuk menjual seluruh unit reksadana tersebut dengan harapan mendapatkan keuntungan. Pada tanggal 1 Januari 2023, NAB/unit dari reksadana CRMT adalah berapa keuntungan yang didapat? Keuntungan Reksadana CRMT Total Nilai Investasi Sekarang NAB/unit Reksadana CRMT x Jumlah Unit Reksadana CRMT - Total Modal Investasi x unit - - Sehingga, jika kamu melakukan penjualan di tanggal 1 Januari 2023, Kamu akan mendapatkan keuntungan sebesar 2%. Dalam contoh di atas, terjadi kenaikan pada NAB/unit dari reksadana CRMT, maka sebagi investor kamu juga akan mendapatkan keuntungan karena NAB/unit dari reksadana CRMT pada tanggal 1 Januari 2023 saat penjualan lebih besar dari tanggal 1 Oktober 2022 saat pembelian. Perlu diingat, NAB/unit ini juga bisa mengalami penurunan. Sehingga jika nilai NAB/unit menurun saat penjualan dilakukan, tentunya kamu juga akan mengalami kerugian. Maka dari itu, jangan lupa untuk menggunakan strategi investasi yang tepat dan memilih reksadana sesuai dengan portofolio serta tujuan investasi kamu ya. Bingung cari investasi Reksa Dana yang aman dan menguntungkan? Cermati solusinya! Mulai Berinvestasi Sekarang! Peran NAB Reksadana NAB Reksadana Nah, sebelum memulai investasi, kamu perlu paham peran yang dimainkan oleh NAB reksadana. Umumnya, para investor akan melihat kemampuan kerja atau hasil reksadana melalui NAB/unit setiap produk reksadana. Namun, peran NAB/unit tidak bisa dijadikan sebuah patokan menilai suatu produk reksadana. Cara yang dapat membantu kamu dalam berinvestasi adalah mengetahui kinerja reksadana melalui riwayat keuntungan dari setiap produk reksadana. Lalu, kenapa NAB/Unit tidak bisa dijadikan acuan? NAB/unit hanya menunjukkan perhitungan aset dasar. Maka, secara umum tidak akan memengaruhi pilihan investasi reksadana kamu. Justru yang memengaruhi adalah produk reksadana yang dipilih. Namun, bukan berarti NAB/unit tidak baik, ya. Dengan adanya NAB/unit, kamu bisa mengetahui berapa besar unit reksadana yang bisa dimiliki dengan menanamkan sejumlah modal. Peran yang dimainkan NAB/unit adalah memberikan kisaran unit produk reksadana yang dimiliki dengan harga tertentu. Nantinya, ini bisa dijadikan referensi untuk memiliki produk reksadana. Bisa jadi, unit yang dimiliki sedikit, tapi keuntungan yang diraih besar, lho! Faktor yang Memengaruhi NAB Reksadana 1. Peningkatan Dana Kelolaan Dana yang ditanamkan oleh investor akan membuahkan jumlah dana kelolaan tertentu. Dana kelolaan ini didapatkan dari banyaknya investor yang menanamkan modal. Makin banyak investor, makin besar pula jumlah dana kelolaannya. Lalu, jumlah dana kelolaan ini akan berpengaruh pada nilai NAB/UP. Jika jumlah dana kelolaan besar, maka harga NAB/UP di suatu produk reksadana juga menjadi tinggi. Begitu pula sebaliknya, bila jumlah dana kelolaan kecil, harga NAB/UP dari produk reksadana akan menjadi rendah. Jika diperhatikan, semua unsur ini sangat berkaitan dan memengaruhi satu sama lain. Jumlah investor akan memengaruhi jumlah dana kelolaan yang kemudian akan memengaruhi harga NAB/UP. Jadi, NAB/UP secara tidak langsung dipengaruhi oleh banyaknya investor pula. 2. Perubahan Nilai Pasar Wajar NPW Berkaitan dengan faktor di atas, jumlah dana kelolaan yang berubah juga dapat dipengaruhi oleh Nilai Pasar Wajar NPW. Singkatnya, NPW merupakan nilai yang didapat dari transaksi saham atau efek yang dilakukan oleh pihak secara bebas dan tanpa paksaan. NPW ini akan diatur oleh perusahaan yang bertugas untuk melakukan penilaian harga efek bernama Lembaga Penilaian Harga Efek LPHE. Karena tugasnya adalah untuk menilai harga efek, LPHE dapat menentukan harga pasar wajar berdasarkan hasil pantauannya terhadap nilai transaksi dari produk-produk investasi. Nilai transaksi dari sebuah produk investasi tentunya akan berubah setiap harinya. Hal ini menyebabkan perubahan NPW yang fluktuatif setiap hari pula. Dengan begitu, jumlah dana kelolaan juga akan berombak dan pada akhirnya akan berpengaruh pada harga NAB/UP. 3. Suku Bunga Bank Indonesia BI Suku Bunga Bank Indonesia BI merupakan suku bunga yang menggambarkan kebijakan moneter yang diterbitkan BI dan diumumkan pada publik. Dengan kata lain, suku bunga BI ini dapat menggambarkan perekonomian negara. Suku bunga ini akan memengaruhi perilaku para investor. Jika suku bunga BI sedang dinaikkan, terdapat kemungkinan investor akan cenderung menarik dananya dari sebuah aset dan memindahkannya ke produk investasi yang bisa memberikan profit berlebih. Maka, jika suku bunga BI yang dinaikkan berpengaruh pada NPW, terdapat kemungkinan investor akan menjual produk-produk investasi yang dimilikinya. Jika jumlah investor berkurang, jumlah dana kelolaan pun akan berkurang dan NAB akan sangat berpengaruh. Alhasil, NAB/UP menjadi fluktuatif dan keuntungan yang didapat pun akan berkurang. Baca juga Mahar Pernikahan Pakai Reksadana? Ini Keuntungannya! Nikmati Keuntungan yang Berlimpah dengan Memahami NAB Reksadana! Investasi reksadana memang terkesan rumit bagi para investor pemula. Banyak istilah yang tidak dimengerti, terutama ketika mulai memilih manajemen investasi dan membangun portofolio. Istilah NAB atau NAB/UP bermunculan banyak dan membuat kamu bertanya-tanya. Namun, setelah memahami pengertian, peran, faktor penyebab, bahkan sampai cara menghitung NAB reksadana, investasi menjadi lebih mudah dan lebih asik. Dengan begitu, kamu dapat lebih cepat memilih produk reksadana yang diinginkan beserta dengan manajemen investasi yang paling cocok untukmu.
Skip to content Kalkulator KeuanganKonsultasi Perencanaan KeuanganRencana PensiunRencana Dana PendidikanReview AsuransiReview InvestasiIn House TrainingEventEbookArtikelKalkulator KeuanganKonsultasi Perencanaan KeuanganRencana PensiunRencana Dana PendidikanReview AsuransiReview InvestasiIn House TrainingEventEbookArtikelKalkulator KeuanganKonsultasi Perencanaan KeuanganRencana PensiunRencana Dana PendidikanReview AsuransiReview InvestasiIn House TrainingEventEbookArtikel Home » Saham » Cara MUDAH Belajar Analisa Harga Wajar Saham Buat Pemula! Dibaca Normal 13 Menit Cara MUDAH Belajar Analisa Harga Wajar Saham Buat Pemula! Bagaimana cara analisa harga wajar saham? Yuk ketahui cara mudah belajar analisa harga saham di sini. Supaya gak rugi, harus bisa menganalisa. Gak pakai lama-lama langsung aja. Analisa Harga Wajar SahamCara Analisa Fundamental Saham dengan Top Down Approach1 Kondisi Makro Dunia Usaha2 Kondisi Sektor dan Industri3 Kondisi Fundamental PerusahaanAnalisa Fundamental Saham dengan Menggunakan Nilai Intrinsik1 Earning Per Share EPS2 Price to Earning Ratio PER3 Price Earning to Growth Ratio PEG4 Price to Book Value PBV5 Return on Equity ROE6 Dividend Yield Dy7 Debt to Equity Ratio DERBisa Capai Tujuan Keuangan dengan Investasi Saham Analisa Harga Wajar Saham Dalam analisa saham, erat kaitannya dengan analisa teknikal dan analisa fundamental. Namun, dalam menentukan harga wajar saham, analisa fundamental berperan sangat penting. Namun apa itu analisa fundamental? Analisa fundamental saham adalah analisa yang mempelajari kondisi dasar fundamental dari perusahaan termasuk dengan rasio keuangan perusahaan. Analisa fundamental saham ini biasanya digunakan untuk mengambil keputusan dalam membeli atau menjual saham dengan tujuan jangka panjang. Dengan melakukan analisa fundamental, kita bisa mengenal lebih dalam tentang sebuah saham perusahaan. Sebagai investor, penting bagi kita untuk membeli apa yang kita ketahui dan mengetahui apa yang kita jual. Jadi, bukan asal beli atau asal pilih saham ya. Di artikel Finansialku kali ini, kita akan membahas cara analisa fundamental saham, serta rasio-rasio yang digunakan untuk memperkuat analisa fundamentalnya. Check it out! Cara Analisa Fundamental Saham dengan Top Down Approach Kali ini rubrik Finansialku akan membahas tentang analisa fundamental dengan top down approach. Top down approach adalah analisa yang dimulai dari kondisi ekonomi makro, industri perusahaan, kemudian kondisi perusahaannya. Berikut tahapan analisa fundamental menggunakan metode top down approach. GRATISSS Download!!! Ebook Panduan Investasi Saham Untuk Pemula 1 Kondisi Makro Dunia Usaha Kondisi makro dunia usaha sangat dipengaruhi oleh kebijakan ekonomi dari pemerintah. Salah satunya adalah kebijakan penaikkan atau penurunan suku bunga. Apabila suku bunga tinggi maka biasanya investor cenderung untuk menaruh uangnya di bank. Bila begitu, maka dapat menghambat pertumbuhan bisnis suatu perusahaan. Begitu juga sebaliknya, apabila suku bunga rendah maka investor cenderung lebih memilih saham daripada tabungan bank. Dengan demikian maka perusahaan bisa lebih mengembangkan bisnisnya. [Baca Juga Mana yang Lebih Menguntungkan Yuk Nabung Saham VS Yuk Investasi Reksa Dana] Selain itu, harga saham juga dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi. Ketika ekonomi lesu maka kinerja perusahaan juga bisa ikut memburuk. Akibatnya, harga saham menjadi turun. Sedangkan apabila ekonomi menguat maka prospek dari perusahaan juga terlihat semakin baik. Alhasil, harga sahamnya juga naik. Selain faktor ekonomi, ada faktor lainnya yang juga turut memengaruhi harga saham. Faktor tersebut adalah kestabilan dari politik dimana faktor ini memengaruhi kondisi dunia usaha. 2 Kondisi Sektor dan Industri Naik turunnya harga saham juga dipengaruhi oleh kondisi industri perusahaan. Apabila pertumbuhan industri bertumbuh dengan pesat maka efeknya harga saham perusahaan di industri tersebut ikut naik. Contohnya, di tahun 2007, di industri pertambangan, harga komoditas melambung tinggi karena harga minyak dunia yang naik secara drastis. Akibatnya, harga-harga saham perusahaan tambang batubara dan minyak juga ikut naik secara signifikan karena pendapatan dan laba yang meningkat. Tapi, di tahun 2015, harga minyak dunia turun. Bahkan penurunannya sampai ke titik terendahnya. Dengan begitu, harga saham perusahaan pertambangan juga mengalami kelesuan karena banyak yang turun secara signifikan. 3 Kondisi Fundamental Perusahaan Pergerakan harga saham perusahaan tentunya dipengaruhi oleh kondisi fundamental dari perusahaannya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah manajemen perusahaannya, kondisi keuangan perusahaannya, orang yang mengelola perusahaannya, dan lain sebagainya. Perusahaan dengan fundamental yang baik biasanya memiliki harga saham yang baik juga. Analisa Fundamental Saham dengan Menggunakan Nilai Intrinsik Hal yang tak kalah pentingnya dalam analisa fundamental saham adalah nilai intrinsik atau nilai wajar dan rasio-rasio keuangan suatu saham perusahaan. Setelah mendapatkan harga wajar, nantinya harga tersebut akan dibandingkan dengan harga di pasar saham tersebut. Nantinya, hal tersebut akan memengaruhi keputusan beli atau menjual saham. [Baca Juga Finansialku Podcast Eps 60 – Virus Corona dan Investasi Saham] Untuk menghitung nilai wajar ini, biasanya menggunakan data dari laporan keuangan perusahaan tersebut seperti rasio-rasio keuangannya. Ada banyak rasio-rasio keuangan. Namun, kali ini akan di bahas 7 rasio valuasi saham yang penting diketahui ketika menganalisa saham. Berikut 7 rasio keuangan yang digunakan untuk menghitung harga wajar saham di laporan keuangan perusahaan. 1 Earning Per Share EPS EPS adalah rasio laba bersih per lembar saham. Misalnya, kalau EPS bernilai Rp 200 maka, setiap lembar saham menghasilkan laba sebesar Rp 200. Perusahaan yang baik, memiliki EPS yang bertumbuh dari waktu ke waktu. Semakin meningkat EPS suatu perusahaan tentunya semakin baik. Rumus untuk menghitung EPS adalah EPS = laba bersih jumlah lembar saham 2 Price to Earning Ratio PER PER merupakan rasio yang menggambarkan keuntungan suatu perusahaan dibandingkan dengan harga sahamnya. PER adalah lamanya waktu yang diperlukan untuk mengembalikan modal yang dipakai untuk membeli saham. Rumus menghitung PER adalah PER = Harga saham laba per lembar saham EPS Contohnya, harga saham Rp 200, EPS nya Rp 50 per tahun berarti PER perusahaan tersebut = 4x Jadi, artinya apabila laba perusahaan tetap tidak bertumbuh atau berkurang maka Anda membutuhkan waktu 4 tahun untuk balik modal. PER suatu perusahaan biasanya dianggap murah kalau PER nya lebih rendah daripada PER rata-rata di industri. Kalau suatu perusahaan memiliki PER dibawah rata-rata per industri maka saham tersebut dianggap murah. Selain itu, pada umumnya, saham dengan PER dibawah 10x dianggap murah. Sedangkan saham dengan PER diatas 20x dianggap mahal. Jadi, semakin kecil PER suatu perusahaan semakin murah ya. 3 Price Earning to Growth Ratio PEG PEG adalah rasio yang digunakan untuk mengukur nilai kepantasan antara harga saham, laba yang dihasilkan per lembar sahamnya, serta harapan pertumbuhan perusahaan. Semakin rendah PEG maka semakin murah sahamnya. Rumus menghitung PEG adalah PEG = PER / Growth Ratio / 100 4 Price to Book Value PBV PBV adalah rasio yang menggambarkan seberapa besar pasar menilai harga sebuah perusahaan dibandingkan dengan kekayaan bersihnya. Rumus menghitung PBV adalah PBV = Harga Saham Nilai Buku per Lembar Saham BV Contoh, PBV sebesar 3x maka, hal itu berarti harga saham sudah tumbuh 3x lipat dibandingkan dengan kekayaan bersih suatu perusahaan. Biasanya, investor disarankan untuk memilih saham dengan PBV yang lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata. PBV industri. [Baca Juga Weekly Update 22-26 Juni 2020 IHSG, Emas, Reksa Dana, Saham, Kurs] PBV yang rendah biasanya sering dijadikan patokan oleh investor yang sedang mencari saham yang murah dibawah nilai wajarnya. Jadi semakin rendah PBV nya maka semakin dianggap murah sahamnya. Sedangkan PBV yang tinggi biasanya dikarenakan harga pasar yang sudah terlalu tinggi. 5 Return on Equity ROE ROE adalah rasio perolehan laba bersih yang dibukukan perusahaan dibandingkan dengan total kekayaan bersih yang dimiliki perusahaan tersebut. ROE dapat dikatakan sebagai indikator seberapa efisien perusahaan tersebut. Rumus menghitung ROE adalah ROE = laba bersih kekayaan bersih Jika ROE sebesar 15% maka setiap Rp 100 kekayaan bersih perusahaan yang ditanamkan oleh pemodal bisa memberikan kontribusi laba bersih sebesar Rp 15. Untuk memilih saham dengan ROE yang baik, Anda dapat membandingkan ROE perusahaan sejenis di industri yang sama atau dengan membandingkan rata-rata ROE industri. Selain itu, Anda juga membandingkan ROE perusahaan tersebut dari waktu ke waktu. Jadi, Anda dapat melihat trend ROE nya apakah cenderung naik atau turun. Disarankan untuk memilih ROE perusahaan yang minimalnya 10%. GRATISSS Download!!! Ebook Panduan Sukses Atur Gaji Ala Karyawan 6 Dividend Yield Dy DY adalah rasio yang menggambarkan seberapa besar pembagian dividen yang dibagikan oleh perusahaan terhadap harga sahamnya di pasar. Tapi perlu diketahui bahwa tidak semua perusahaan membagikan dividen ya. Rumus menghitung DY adalah DY = Dividend per lembar saham harga saham Contohnya jika suatu perusahaan membagikan dividen sebesar Rp 150 per lembar saham, dan harga saham sekarang adalah Rp 1500 maka dividend yield nya adalah sebesar 10%. Anda disarankan memilih perusahaan dengan DY minimal sebesar 3%. Pilihlah saham perusahaan yang memiliki DY cukup besar. Mengapa demikian? Karena hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan memiliki laba bersih yang stabil. 7 Debt to Equity Ratio DER DER adalah rasio jumlah utang kewajiban yang dimiliki perusahaan dibandingkan dengan modal bersihnya. Jika DER1 maka perusahaan memiliki utang yang lebih besar dibandingkan dengan modal bersihnya. Hal ini juga bisa diartikan perusahaan memiliki risiko keuangan yang cukup besar. Dengan begitu, maka pada umumnya investor disarankan untuk memilih saham yang memiliki DER kurang dari 1 ya. Rumus menghitung DER adalah DER = Total kewajiban utang kekayaan bersih modal sendiri Bisa Capai Tujuan Keuangan dengan Investasi Saham Sebelum lanjut, Finansialku sarankan untuk Anda bergabung dengan komunitas reksadana dan saham Finansialku. Di komunitas itu, Anda dapat belajar dengan orang yang berpengalaman dan belajar bersama sesama orang-orang yang tertarik pada saham. Bila Anda tertarik dengan saran ini, silakan klik link berikut ini. Oke kita lanjutkan ya, setelah mengetahui cara analisa fundamental saham untuk investor pemula, maka sekarang Anda lebih paham dengan analisa fundamental bukan? Jangan lupa untuk melakukan analisa yang mendalam sebelum memulai berinvestasi ya. Lakukan analisa fundamental saham dengan top down approach serta rasio-rasio keuangannya. Dengan memilih saham perusahaan yang memiliki fundamental yang baik namun dengan harga wajar maka dapat membantu Anda mencapai tujuan keuangan Anda. Jadi, apakah Anda sudah mantap untuk memulai investasi saham? Yuk bagikan artikel ini kepada rekan dan sahabat Anda, dan apabila Anda masih punya pertanyaan seputar isi artikel, dengan senang hati Finansialku akan menjawab untuk Anda. Jadi apapun pertanyaan Anda silakan tulis di kolom yang sudah disediakan. Sumber Referensi Rivan Kurniawan. 13 Desember 2018. Pentingnya Analisis Fundamental dan Rasio Keuangan dalam Investasi Saham. – Admin. 29 Oktober 2018. Rumus Valuation Ratio Cara Menghitung Harga Saham Wajar Pada Laporan Keuangan Perusahaan. – V3. 24 Juni 2020. Simulasi Pemasukan dari Deviden Beberapa Saham. Admin. 17 Juni 2015. Tujuan Analisa Harga Wajar Saham. – Virtina Thionita, BBA memiliki background pendidikan S1 jurusan Business Administration, konsentrasi Wealth Planning di President University. Memiliki ketertarikan dan pengalaman di bidang investasi, perencanaan keuangan, dan entrepreneurship. Related Posts Page load link Go to Top
bagaimana menilai harga wajar dari sebuah reksadana